Poker Online

Cerita Sex Pak Guru Ku Yang Tampan

Cerita Sex Pak Guru Ku Yang Tampan

Cerita porno - Karena kepandaianku dalam bergaul tak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi tentang pelajaran. Salah satu guru yang aku sukai adalah guru bahasa inggris, orangnya tampan dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, tinggi dan ramping tetapi cukup kekar. Dia memang masih single dan aku dengar-dengar usianya baru 27 thn.

Suatu hari selesai pelajaran olah raga (basket merupakan olahraga favoritku) aku duduk-duduk istirahat di kantin sekolah bersama-teman-teman, sembari minum es teh dan makan makanan kecil. Aku dan teman-temanku cewek masih memakai pakaian olah raga yaitu kaos dan celana pendek. Memang disitu cewek-ceweknya terlihat sexy karena keliatan pahanya termasuk pahaku yang putih mulus. Tiba-tiba muncul pak guru bahasa inggris tersebut, sebut saja namanya Hery (samaran) dan kami semua bilang,

“Pagi paaa…aaak” dan dia membalas sembari tersenyum.

“Ya, pagi semua. Waah, kalian cape ya, habis maen basket”

Aku menjawab,

“Iya nih pak, lagi istirahat. Selesai ngajar ya pak?”

“Iya, nanti jam sebelas saya ngajar lagi, sekarang mau istirahat dulu”

Aku dan teman-temanku mengajak,

“Di sini saja pak, ngobrol-ngbrol bareng kita” dia pun setuju.

“Oke, boleh-boleh aja kalau kalian semua tidak keberatan!”

Aku dan teman-teman berkata,

“Tidak, pak” lalu aku menimpali lagi,

“Kali-kali, dong pak kita ditraktir”

Lalu teman-teman yang lain berkata,

“Naa…aaaa, betul betul… setujuuu…”

Ketika pak Hery mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan ketampanannya dan kontan teman-temanku ngatain aku.

“Alaaahh…, Safira, langsung dehh deket-deket, jangan mau pak”

Pak Hery menjawab,

“Ahh! Ya, nggak apa-apa”.

Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Hery tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf.

“Sorry, ya Pak”.

Dia menjawab,

“That’s OK”. Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Hery.

Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Hery dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersama-sama.

Secara kebetulan pula Mama dan Papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Hery, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.

“Eeeh, kamu Fir. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?”.

aku menjawab,

“Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak”.

Lalu dia mengajak masuk ke dalam,

“Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya pake baju dulu”.

Memang tampak Pak Hery hanya mengenakan handuk saja.

Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan,

“Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya” dia tersenyum.

“Saya kost di sini. Sendirian”

Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Hery tanya,

“Udah laper, Fir?”. aku jawab “Lumayan, Pak”.

Lalu dia berdiri dari duduknya,

“Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. “Kamu mau kan?”.

Langsung kujawab “Ok-ok aja, Pak”.

Sewaktu Pak Hery pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku  melihat kamar Pak Hery pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam.

Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubuka-buka. Aduh! Gambar-gambarnya bukan main. Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati memek cewek dan cewek sedang mengisap kontol cowok yang besar, panjang dan kekar.Cerita dewasa

Tidak disangka-sangka suara Pak Hery tiba-tiba terdengar di belakangku,

“Loh!! Ngapain di situ, Fir. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya”.

Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap,

“Ti.. Ti.. Tidak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak”.

Pak Hery hanya tersenyum saja,

“Ya. Udah nggak apa-apa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk”.

Syukurlah Pak Hery tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera.

Pada saat makan aku bertanya,

“Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?”.

Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya,

“Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng”.

Lalu aku memancing “Kok, tadi ada yang begituan”.

Dia bertanya lagi “Yang begituan yang mana”.

Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum,

“Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok”.

Kemudian dia tertawa “Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa”.

Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Hery menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi bacaannya.

Lalu dia menawarkan diri,

“Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk”.

Aku pun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.

Begitu tiba di dalam kamar, Pak Hery bertanya lagi,

“Betul kamu tidak malu?”, aku hanya menggelengkan kepala saja.

Mulai saat itu juga Pak Hery dengan santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh memekku. Aku ingin merintih tetapi kutahan.

Pak Hery bertanya lagi,

“Sakit, Fir?”. Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutku pun terkunci sama sekali.

Semakin lama jilatan Pak Hery semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betul-betul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah

“Aaaghh, aachhh, Hemm.., uuhh.., uuhhh”.

Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Hery pun naik dan bertanya.

“Enak, Fir?”

“Lumayan, Pak”.

Tanpa bertanya lagi langsung Pak Hery mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus kontol yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna. Mulutnya mulai mengulum kedua puting toketku.

Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Hery berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan kontol nya ke dalam memek seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.

“Boleh saya seperti ini, Fir?”.

Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Hery menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan memekku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan memekku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam kontol nya dan mengarahkan ke memekku.

Kelihatan Pak Hery agak susah untuk memasukan kontol nya ke dalam memekku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin otot-otot sekitar memekku masih kaku. Pak Hery memperingatkan,

“Tahan sakitnya, ya, Fir”. Aku tidak menjawab karena menahan terus rasa sakit dan,

“Akhh.., bukan main perihnya ketika batang kontol Pak Hery sudah mulai masuk, aku hanya meringis tetapi Pak Hery tampaknya sudah tak peduli lagi, ditekannya terus kontol nya sampai masuk semua dan langsung dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua toketku agak tertekan tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di memekku.

Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan kontol Pak Hery mengocok memekku. Aku terengah-engah,

“Hah, hah, hah,.”. Pelukan kedua tangan Pak Hery semakin erat ke tubuhku dan spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengelus-elus punggungnya.

Semakin lama gerakan kontol Pak Hery semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam memekku menggeliat-geliat dan berputar-putar.

Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Hery kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwww.., Pak Hery semakin memperkuat dan mempercepat kocokan kontol nya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas.

Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Hery agak merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam memekku. Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan kontol nya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengah-engah.

Setelah semuanya tenang dia bertanya padaku,

“Gimana, Fir? Kamu tidak apa-apa? Maaf, ya”.

Sembari tersenyum aku menjawab dengan lirih,

“Tidak apa-apa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini”.

Dia berkata lagi,

“Sama, saya juga”.

Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, tetapi aku tidak tahu apakah Pak Hery juga tertidur.

Sekitar pukul 17:00 aku dibangunkan oleh Pak Hery dan rupanya sewaktu aku tidur dia menutupi sekujur tubuhku dengan selimut. Tampak olehku Pak Hery hanya menggunakan handuk dan berkata,

“Kita mandi, yuk. Kamu harus pulang kan?”.

Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dengan tetap dalam keadaan telanjang bulat aku masuk ke kamar mandi. Kemudian Pak Hery masuk membawakan handuk khusus untukku. Di situlah kami berdua saling bergantian membersihkan tubuh dan aku pun tak canggung lagi ketika Pak Hery menyabuni memekku yang memang di sekitarnya ada sedikit bercak-bercak darah yang mungkin luka dari selaput darahku yang robek. Begitu juga aku, tidak merasa jijik lagi memegang-megang dan membersihkan kontol nya yang perkasa itu.

Setelah semua selesai, Pak Hery membuatkan aku teh manis panas secangkir. Terasa nikmat sekali dan terasa tubuhku menjadi segar kembali. Sekitar jam 17:45 aku pamit untuk pulang dan Pak Hery memberi ciuman yang cukup mesra di bibirku. Ketika aku mengemudikan mobilku, terbayang bagaimana keadaan Papa dan Mama dan nama baik sekolah bila kejadian yang menurutku paling bersejarah tadi ketahuan. Tetapi aku cuek saja, kuanggap ini sebagai pengalaman saja.

Semenjak itulah, bila ada waktu luang aku bertandang ke rumah Pak Hery untuk menikmati keperkasaannya dan aku bersyukur pula bahwa rahasia tersebut tak pernah sampai bocor. Sampai sekarangpun aku masih tetap menikmati genjotan Pak Hery walaupun aku sudah menjadi mahasiswa, dan seolah-olah kami berdua sudah pacaran.Cerita sex

Pernah Pak Hery menawarkan padaku untuk mengawiniku bila aku sudah selesai kuliah nanti, tetapi aku belum pernah menjawab. Yang penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu keganasan dan keperkasaan kontol guru bahasa Inggrisku itu.

Posting Komentar

[facebook]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.