Poker Online

Cerita Sex Rilex di Gilir Para Wanita

Cerita Sex Rilex di Gilir Para Wanita

Cerita Dewasa - Aku mendapat kernalan dengan wanita yang bekerja di kantor, entah dari mana tiba tiba saja wanita yang aku kenal itu menelepon nomor kantor, sebelumnya memang kami hanya sebatas berkenalan nama, pada bagian frontline seorang memberitahuku kalau ada telepon yang mencariku , aku angkat teleponnya.

“hallo”

“iya benar ini dengan Kris??

“iya benar, kalau ini dengan siapa ??kataku

“ini Bela yang kemarin sempat berkenalan dengan anda di luar.

“kalau boleh tau mbak bela kok tau nomer kantorku dari mana???

“aku dapat dari citra mas”

“oww citra ya ya ya”

Citra adalah seorang wanita karir yang juga ‘mewarnai’ kehidupan sex aku.

“Gimana kabarnya Citra dan dimana sekarang dia tinggal?” tanyaku.

“Baik, sekarang dia tinggal di Surabaya, dia titip salam kangen sama kamu,” jelas Bela.

Sekitar 10 menit, kami berdua mengobrol layaknya orang sudah kenal lama. Suara Bela yang lembut dan manja, membuat aku menerka-nerka bagaimana bentuk fisiknya dari wanita tersebut. Saat aku membayangkan bentuk fisiknya, Bela membuyarkan lamunanku.

“Hallo… Kris, kamu masih disitu?” tanya Bela.

“Iya… Iya Mbak… ” kataku gugup.

“Hayo mikirin siapa, lagi mikirin Citra yaa?” tanyanya menggodaku.

“Nggak kok, malahan mikirin Mbak Bela tuh,” celetukku.

“Masa sih… Aku jadi GR deh” dengan nada yang sangat menggoda.

“Kris, boleh nggak aku bertemu dengan kamu?” tanya Bela.

“Boleh aja Mbak… Bahkan aku senang bisa bertemu dengan kamu,” jawabanku semangat

“Oke deh, kita ketemuan dimana nih?” tanyanya semangat.

“Terserah Mbak deh, Kris sih ngikut aja?” jawabku pasrah.

“Oke deh, nanti sore aku tunggu kamu di Mc. Donald plasa senayan,” katanya.

“Oke, sampai nanti kris… Aku tunggu kamu jam 18.30,” sambil berkata demikian, aku pun langsung menutup teleponku.

Aku segera meluncur ke kantin untuk makan siang yang sempat tertunda itu. Sambil membayangkan kembali gimana wajah wanita yang barusan saja menelpon aku. Setelah aku selesai makan aku pun langsung segera balik ke kantor untuk melakukan aktivitas selanjutnya.

Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, tiba saatnya aku pulang kantor dan aku segera meluncur ke plasa senayan. Sebelumnya prepare dikantor, aku mandi dan membersihkan diri setelah seharian aku bekerja. Untuk perlengkapan mandi, aku sengaja membelinya dikantin karena aku nggak mau ketemu wanita dengan tanpak kotor dan bau badan, kan aku menjadi nggak pede dengan hal seperti itu.

Tiba di Plasa Senayan, aku segera memarkirkan mobil kijangku dilantai dasar. Jam menunjukkan pukul 18.15. Aku segera menuju ke MC. Donald seperti yang dikatakan Bela. Aku segera mengambil tempat duduk disisi pagar jalan, sehingga aku bisa melihat orang lalu lalang diarea pertokaan tersebut.

Saat mataku melihat situasi sekelilingku, bola mataku berhenti pada seorang wanita setengan baya yang duduk sendirian. Menurut perkiraanku, wanita ini berumur sekitar 32 tahun. Wajahnya yang lumayan putih dan juga cantik, membuat aku tertegun, nataku yang nakal, berusaha menjelajahi pemadangan yang indah dipandang yang sangat menggiurkan apa lagi bagian depan yang sangat menonjol itu.

Kakinya yang jenjang, ditambah dengan belahan pahanya yang putih dan juga montok dibalik rok mininya, membuat aku semakin gemas. Dalam hatiku, wah betapa bahagianya diriku bila yang aku lihat itu adalah orang yang menghubungiku tadi siang dan aku lebih bahagia lagi bila dapat merasakan tubuhnya yang indah itu.

Tiba-tiba wanita itu berdiri dan menghampiri tempat dudukku. Dadaku berdetuk kencang ketika dia benar-benar mengambil tempat duduk semeja dengan aku.

“Maaf apakah kamu Kris?” tanyanya sambil menatapku.

“Iy… Iyaa… Kamu pasti Bela,” tanyaku balik sambil berdiri dan mengulurkan tanganku.

Jarinya yang lentik menyetuh tanganku untuk bersalaman dan darahku terasa mendesr ketika tangannya yang lembut dan juga halus meremas tangaku dengan penuh perasaan.

“Silahkan duduk Bela,” kataku sambil menarik satu kursi di depanku.

“Terima kasih,” kata Bela sambil tersenyum.

“Dari tadi kamu duduk disitu kok nggak langsung kesini aja sih?” tanyaku.

“Aku tadi sempat ragu-ragu, apakah kamu memang Kris,” jelasnya.

“Aku juga tadi berpikir, apakah wanita yang cantik itu adalah kamu?” kataku sambil tersenyum.

Kami bercerita panjang lebar tentang apapun yang bisa diceritakan, kadang-kadang kami berdua saling bercanda, saling menggoda dan sesekali bicara yang ‘menyerempet’ ke arah sex. Lesung pipinya yang dalam, menambah cantik saja wajahnya yang semakin matang.

Dari pembicaraan tersebut, terungkaplah kalau Bela adalah seorang wanita yang sedang bertugas di Jakarta. Bela adalah seorang pengusaha dan kebetulan selama 4 hari dinas di Jakarta.

“Bel, kamu kenal Citra dimana?” tanyaku.

Citra adalah teman chattingku di YM, aku dan Citra sering online bersama. Dan kami terbuka satu sama lain dalam hal apapun. Begitu juga kisah rumah tangga, bahkan masalah sex sekalipun. Mulutnya yang mungil menjelaskan dengan penuh semangat.

“Emangnya Citra menikah kapan? Aku kok nggak pernah diberitahu sih,” tanyaku penuh penasaran.

“Dia menikah dua minggu yang lalu dan aku nggak tahu kenapa dia nggak mau memberi tahu kamu sebelumnya,” Jawabnya penuh pengertian.

“Ooo, begitu… ” kataku sambil manggut-manggut.

“Ini adalah hari pertamaku di Jakarta dan aku berencana menginap 4 hari, sampai urusan kantorku selesai,” jelasnya tanpa aku tanya.

“Sebenarnya tadi Citra juga mau dateng tapi berhubung ada acara keluarga jadi kemungkinan dia akan datang besok harinya dia bisa dateng,” jelasnya kembali.

“Memangnya Mbak Bela menginap dimana nih?” tanyaku penasaran.

“Kebetulan sama kantor sudah dipesankan kamar buat aku di hotel H… “jelasnya. “Mmm, emangnya Mbak sama siapa sih?” tanyaku menyelidik.

“Ya sendirilah, Kris… Makanya saat itu aku tanya Citra,” katanya “Tanya apa?” tanyaku mengejar.

“Apakah punya teman yang bisa menemaniku selama aku di Jakarta,” katanya. “Dan dari situlah aku tahu nomor telepon kamu,” lanjutnya.

Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 10.25 wib, dan aku lihat sekelilingku pertokoan mulai sepi karena memang sudah mulai larut malam. Dan toko pun sudah mulai tutup.

“Kris… Kamu mau anter aku balik ke hotel nggak?” tanyanya.

“Boleh, masa iya sih aku tega sih biarin kamu balik ke hotel sendirian,” kataku.

Setelah obrolan singkat, kami segera menuju parkiran mobil dan segera meluncur ke hotel H… Yang tidak jauh dari pusat pertokoan Plasa Senayan. Aku dan Bela bergegas menuju lift untuk naik ke lantai 5, dan sesampainya di depan kamarnya,

Bela menawarkan aku untuk masuk sejenak. Bau parfum yang mengundang syaraf kelaki-lakianku serasa berontak ketika berjalan dibelakangnya.

Dan ketika aku hendak masuk ternyata ada dua orang wanita yang sedang asyik ngegosip dan mereka pun tersenyum setelah aku masuk kekamarnya. Dalam batinku, aku tenyata dibohongi ternyata dia nggak sendiri.

Bela pun memperkenalkan teman-temannya yang cantik dan juga sex yang berbadan tinggi dan juga mempunyai toket yang besar dia adalah Liana(36b) sedangkan yang mempunyai badan yang teramat sexy ini dan juga bertoket yang sama besarnya bernama Mia(36b). Dan mereka pun mempersilahkan aku duduk.

Tanpa dikomando lagi mereka pun perlahan-lahan memulai membuka pakaian mereka satu persatu, aku hanya bisa melotot saja tak berkedip sekali pun, tak terasa adik kecilku pun segera bangun dari tidurnya dan segera bangun dan langsung mengeras seketika itu juga.

Setelah mereka telanjang bulat terlihatlah pemandangan yang sangat indah sekali dengan toket yang besar, Bela pun langsung menciumku dengan ganasnya aku sampai nggak bisa bernafas karena serangan yang sangat mendadak itu dan aku mencoba menghentikannya.

Setelah itu dia pun memohon kepadaku agar aku memberikan kenikmatan yang pernah aku berikan sama Citra dan kawan-kawan. Setelah itu Bela pun langsung menciumku dengan garangnya dan aku pun nggak mau tinggal diam aku pun langsung membalas ciumannya dengan garang pula, lidah kamipun beraduan, aku mulai menghisap lidahnya biar dalam dan juga sebaliknya.

Sedangkan Liana mengulum kontolku ke dalam mulutnya, mengocok dimulutnya yang membuat sensasi yang tidak bisa aku ungkapkan tanpa sadar aku pun mendesah.

“Aaahh enak lia, terus lia hisap terus, aahh… ”

Sedangkan Mia menghisap buah zakarku dengan lembutnya membuat aku semakin nggak tertahankan untuk mengakhiri saja permaianan itu. Aku pun mulai menjilati memek Bela dengan lembut dan perlahan-lahan biar dia bisa merasakan permaianan yang aku buat. Bela pun menjerit keras sambil berdesis bertanda dia menikmati permainanku itu.

Liana pun nggak mau kalah dia menghisap toketnya Bela sedangkan Mia mencium bibir Bela agar tidak berteriak ataupun mendesis. Setelah beberapa lama aku menjilati memeknya terasa badannya mulai menegang dan dia pun mendesah. “Kris… Akuu mauu keeluuarr.”

Nggak beberapa lama keluarlah cairan yang sangat banyak itu akupun langsung menghisapnya sampai bersih tanpa tersisa. Setelah itu aku pun langsung memasukkan kontolku ke dalam memek Bela, perlahan-lahan aku masukkan kontolku dan sekali hentakan langsung masuk semua ke dalam memeknya yang sudah basah itu.

Aku pun langsung menggenjotnya dengan sangat perlahan-lahan sambil menikamati sodokan demi sodokan yang aku lakukan dan Bela pun mulai mendesah nggak karuan.

“Aaahh enak Kris, terus Kris, enak Kris, lebih dalam Kris aahh, sstt… ”

Membuat aku bertambah nafsu, goyanganku pun semakin aku percepat dan dia mulai berkicau lagi.

“Aaahh enak Kris, kontol kamu enak banget Kris, aahh… ”

Setelah beberapa lama aku mengocok, diapun mulai mengejang yang kedua kalinya akupun semakin mempercepat kocokanku dan tak beberapa lama aku mengocoknya keluarlah cairan dengan sangat derasnya dan terasa sekali mengalir disekitar kontolku.

Akupun segera mencabut kontolku yang masih tegang itu. Liana segera mengulum kontolku yang masih banyak mengalir cairan Bela yang menempel pada kontolku, sedangkan Mia menghisap memeknya Bela yang masih keluar dalam memeknya dengan penuh nafsunya.

Liana pun mulai mengambil posisi, dia diatas sedangkan aku dibawah. Dituntunnya kontolku untuk memasuki memeknya Liana dan serentak langsung masuk.

Bless… Terasa sekali kehangatan didalam memeknya Liana. Dia pun mulai menaik turunkan pantatnya dan disaat seperti itulah dia mulai mempercepat goyangannya yang membuat aku semakin nggak karuan menahan sensasi yang diberikan oleh Liana.

Mia pun mulai menghisap toket Liana penuh gairah, sedangkan Bela mencium bibir Liana dengan garangnya, Liana mempercepat goyangannya yang membuat aku mendesah.

“Aaahh enak lia… Terus Lia… Goyang terus Lia… Lebih dalam lagi Lia… Aaahh sstt”

Dan selang beberapa menit aku merasakan kontolku mulai berdenyut,

“Lia… Aku… ingiin keeluuaarr”

Seketika itu juga muncratlah air maniku didalam memeknya, entah berapa kali munceratnya aku nggak tahu karena terlalu nikmatnya dan diapun masih mengoyang semakin cepat. Seketika itu juga tubuhnya mulai menegang dan terasa sekali memeknya berdenyut dan selang beberapa lama keluarlah cairan yang sangat banyak sekali, aku pun langsung mengeluarkan kontolku yang sudah basah kuyup ditimpa cairan cinta.

Mereka pun berebutan menjilati sisa-sia cairan yang masih ada dikontolku, Mia pun langsung menjilati memeknya Liana yang masih mengalir cairan yang masih menetes di memeknya. Akupun melihat mereka seperti kelaparan yang sedang berebutan makanan, setelah selang beberapa lama aku mulai memeluk Mia dan aku pun mulai mencium bibirnya dan mulai turun ke lehernya yang jenjang menjadi sasaranku yang mulai menari-nari diatasnya.

“Ooohh… Kris… Geelli… ” desah Mia.

Serangan bibirku semakin menjadi-jadi dilehernya, sehingga dia hanya bisa merem melek mengikuti jilatan lidahku.
Liana dan Bela mereka asyik berciuman dan saling menjilat toket mereka. Setelah aku puas dilehernya, aku mulai menurunkan tubuhnya sehingga bibirku sekarang berhadapan dengan 2 buah bukit kembarnya yang masih ketat dan kencang.

Aku pun mulai menjilati dan sekali-kali aku gigit puntingnya dengan gigitan kecil yang membuat dia tambah terangsang lagi dan dia medesah.

“Aaahh enak sekali Kris… Terus Kris hisap terus Kris enak Kris aahh sstt… ”

Mia pun membalasnya dengan mencium bibirku dengan nafsunya dan setelah itu turun ke pusar dan setelah itu dia mulai mengulum, mengocok, menjilat kontolku didalam mulutnya. Setelah dia puas aku kembali menyerangnya langsung ke arah lubang memeknya yang memerah dan disekelilingi rambut-rambut yang begitu lebat.

Aroma wangi dari lubang kewanitaannya, membuat tubuhku berdesis hebat. Tanpa menunggu lama lagi, lidahku langsung aku julurkan kepermukaan bibir memek.

Tanganku bereaksi untuk menyibak rambut yang tumbuh disekitar selangkangannya untuk memudahkan aksiku menjilati memeknya.

“Ssstt… Kris… Nikmat sekali… Ughh,” rintihnya.

Tubuhnya menggelinjang, sesekali diangkat menghindari jilatan lidahku diujung clitorisnya. Gerak tubuh Mia yang terkadang berputar-putar dan naik turun, membuat lidahku semakin menghujam lebih dalam ke lubang memeknya.

“Kris… Gila banget lidah kamu… ” rintihnya “Terus… Sayang… Jangan lepaskan… ” pintanya.

Paha Mia dibuka lebar sekali sehingga memudahkan lidahku untuk menjilatnya. Mia menggigit bibir bawahnya seakan menahan rasa nikmat yang bergejola dihatinya.

“Oohh… Kris, aku nggak tahan… Ugh… ” rintihnya. “Kris cepet masukan kontol kamu aku sudah nggak tahan nih,” pintanya.

Perlahan aku angkat kaki kanannya dan aku baringkan ranjang yang empuk itu. Batang kemaluanku sudah mulai mencari lubang kewanitaannya dan sekali hentak.

“Bleest… ” kepala kontolku menggoyang memeknya Mia. “Aowww… Gila besar sekali Kris… Punya kamu,” Mia merintih.

Gerakan maju mundur pinggulku membuat tubuh Mia mengelinjang hebat danm sesekali memutar pinggulnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa dibatang kemaluanku.

“Kris… Jangan berhenti sayang… Oogghh,” pinta Mia.

Mia terus menggoyangkan kepalanya kekanan dan kekiri seirama dengan kontolku yang menghujam dalam pada lubang kewanitaannya. Sesekali Mia membantu pinggulnya untuk berputar-putar.

“Kris… Kamu… Memang… Jagoo… Ooohh,” kepalannya bergerak ke kiri dan ke kanan seperti orang triping.

Beberapa saat kemudian Mia seperti orang kesurupan dan ingin memacu birahinya sekencang mungkin. Aku berusaha mempermainkan birahinya, disaat Mia semakin liar. Tempo yang semula tinggi dengan spontan aku kurangi sampai seperti gerakan lambat, sehingga centi demi centi batang kemaluanku terasa sekali mengoyang dinding memek Mia.

“Kris… Terus… Sayang… Jangan berhenti… ” Mia meminta.

Permainanku benar-benar memancing birahi Mia untuk mencapai kepuasan birahinya. Sesaat kemudian, Mia benar-benar tidak bisa mengontrol birahinya. Tubuhnya bergerak hebat.

“Kris… Aakuu… Kelluuaarr… Aaakkhh… Goyang sayang,” rintih Mia.

Gerakan kontolku kubuat patah-patah, sehingga membuat birahi Mia semakin tak terkendali.

“Kris… Ooo… Aaammpuunn,” rintihnya panjang.

Bersamaan dengan rintihan tersebut, aku menekan kontolku dengan dalam hingga mentok dilangit-langit memek Mia. Aku merasakan semburan cairan membasahi seluruh kontolku.

Mia yang sudah mendapat kedua orgasmenya, sedangkan aku masih berusaha untuk mencari kepuasan birahiku. Posisi Mia, sekarang menungging. Kontolku yang masih tertancap pada lubang memeknya langsung aku hujamkan kembali ke lubang memeknya Mia.

“Ooohh… Kris… Kamu… Memang… Ahli… ” katanya sambil merintih.

Kedua tanganku mencengkeram pinggul Mia dan menekan tubuhnya supaya kontolku bisa lebih menusuk ke dalam lubang memeknya.

“Mia… Memek kamu memang enak banget,” pujiku. “Kamu suka minum jamu yaa kok seret?” tanyaku.

Mia hanya tersenyum dan kembali memejamkan matanya menikmati tusukan kontolku yang tiada hentinya. Batang kemaluanku terasa dipijiti oleh memek Mia dan hal tersebut menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Permainan sexku diterima Mia karena ternyata wanita tersebut bisa mengimbangi permainan aku.

Sampai akhirnya aku tidak bisa menahan kenikmatan yang mulai tadi sudah mengoyak birahiku.

“Mia… Aku mau… Keluar… “kataku mendesah.

“Aku juga sayang… Ooohh… Nikmat terus… Terus… ” Mia merintih.

“Kris… Keluarin didalam… Aku ingin rasakan **an… Kamu… ” pintanya.

“Iya sudah… Ooogh… Aaakhh… ” rintihku.

Gerekan maju mundur dibelakang tubuh Mia semakin kencang, semakin cepat dan semakin liar. Kami berdua berusaha mencapai puncak bersama-sama.

“Kris… Aku… Aku… Ngaak kkuuaatt… Aaakhh” rintih Mia. “Aku juga sudah… Ooogh… Dahh,” aku merintih.

“Crut… Crut… Crut… ” spermaku muncrat membanjiri memeknya Mia.

Karena begitu banyak spermaku yang keluar, beberapa tetes sampai keluar dicelah memek Mia. Setelah beberapa saat kemudian Mia membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan tubuhku.

“Kris, ternyata Citra benar, kamu jago banget dalam urusan sex. Kamu memang luar biasa” kata Mia merintih.

“Biasa aja kok Mbak, aku hanya melakukan sepenuh hatiku saja,” kataku merendah. “Kamu luar biasa… ” Mia tidak meneruskan kata-katanya karena bibirnya yang mungil kembali menyerang bibirku yang masih termangu.

Segera aku palingkan wajahku ke arah Bela dan Liana, ternyata mereka sudah tertidur pulas mungkin karena sudah terlalu lelah, dan akupun tak kuasa menahan lelah dan akhirnya akupun tertidur pulas. Dan setelah 4 jam aku tertidur aku pun terbangun karena ada sesuatu yang sedang mengulum batang kemaluanku dan ternyata Liana sudah bangun dan aku pun menikmatinya sambil menggigit bibir bawahku.

Dan kuraih tubuhnya dan kucium bibirnya penuh dengan gairah dan akhirnya kami pun mengulang kembali sampai besok harinya. Dengan terpaksa aku menginap karena pertarunganku dengan mereka semakin seru aja.

Ketika pagi telah tiba akupun langsung ke kamar mandi di ikuti oleh mereka dan akupun mandi bareng dan permainan dimulai kembali didetik-detik ronde terakhir. Tanpa terasa kami berempat sudah naik didalam bathup, kami mandi bersama.

Guyuran air dipancurkan shower membuat tubuh mereka yang molek bersinar diterpa cahaya lampu yang dipancarkan ke seluruh ruangan tersebut. Dengan halus, mereka menuangkan sabun cair dari perlengkapan bag shop punya mereka. Aku mengosok keseluruh tubuh mereka satu persatu, sesekali jariku yang nakal memilih punting mereka.

“Ughh… Kris… ” mereka merintih dan bergerak saat aku permainkan puntignya yang memerah.

Sebelum aku meinggalkan mereka, kami berempat berburu kenikmatan. Dan entah sudah berapa kali mereka yang sedang membutuhkan kehangatan mendapatkan orgasme. Kami memburu kenikmatan berkali-kali, kami berempat memburu birahinya yang tidak kenyang.

Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 08.00 wib, dimana aku harus berangkat kerja dan pada jam seperti ini jalanan macet akupun mempercepat jalannya agar tidak terkena macet yang berkepanjangan. Aku meninggalkan Hotel H… Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang sudah ditinggalkan oleh permainan tadi.

Kumpulan Foto Bugil terbaru, Kumpulan Foto Bugil Artis, Cerita sex terbaru, Foto Hot, cerita sex bergambar, Foto Sexy, cerita dewasa, Vidio Bokep Terbaru, Tips Di Ranjang.

Posting Komentar

[facebook]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.